Senin, 30 Januari 2017

Cerita 1 : Mei 2012

Mei 2012, pertama kalinya saya merasakan jatuh cinta akan sesuatu, cinta yang membuat saya melangkah untuk memasuki hidup ia.

Mei 2012, pertama kalinya saya melihat sebuah cerita yang dipentaskan diatas panggung auditorium di sebuah fakultas salah satu universitas yang ada di indonesia. Setelah melihat pementasan tersebut, bisa dikatakan saya benar-benar penasaran bagaimana membuat sebuah pertunjukan yang layak ditonton, bahkan membuat otak saya berpikir, bagaimana bisa ada manusia yang memerankan peran sebegitunya mengiris hati.

Pada bulan itu dan tahun itulah, berbagai cara saya lakukan untuk menyelidiki kelompok itu dan mencari jalan bagaimana cara untuk bergabung kedalam kelompok tersebut.

Ya, setelah bulan itu di tahun itu, pementasan itu selalu membayangi dan merubah sedikit pola pikir saya dan membuat saya mengejar sesuatu yang belum saya ketahui.


Sabtu, 28 Januari 2017

Sedikit Rahasia

Sedikit rahasia membuat kita sakit.
Yaa, entah mengapa hal tersebut memang benar adanya. Karena, sesungguhnya saya merupakan seorang manusia yang penuh rahasia, bukan berarti kita tidak boleh memiliki rahasia, namun, terkadang untuk urusan "PERASAAN" lebih baik jangan dipendam sendiri. Ya, kalau perlu katakan kepada orang yang dituju tanpa harus merahasiakannya.

Kalau boleh jujur, mengatakan rahasia hati itu benar-benar sulit bahkan terlihat tidak mungkin untuk dilakukan, alasannya sederhana, mungkin orang yang kita ceritakan rahasia hati kita tidak merespon sesuai dugaan kita atau malahan sesuai dengan dugaan hati kita.

Saya akan bercerita sedikit mengenai pengalaman saya di tahun 2015 dan tahun 2016. Pada tahun tersebut anggaplah saya sedang menyukai seseorang bahkan dalam tahap mencintai dirinya, mungkin hanya saya yang merasa seperti itu, karena memang sepertinya orang tersebut hanya memandang saya sebagai angin lalu.
Karena, banyaknya rahasia yang saya pendam saat itu, membuat jalan otak saya tidak baik, sedikit marah banyak mengeluh terhadap orang tersebut. Sampai saya sempat berpikir untuk meninggalkan dia, namun yg terjadi, saya hanya memakan semua rasa sakit hati saya hingga saat ini. Ketakutan akan kehilangan dirinya semakin besar namun, saya diamkan saja.

Bagaimana tidak dibilang makan sakit hati saja, orang tersebut telah bersama dengan orang lain, namun, ia tetap baik terhadap saya bahkan terkadang ia selalu bersama saya, yaaa.... karena kami dalam satu lingkup pekerjaan yang sama. Namun, sedikit banyak dia tetap ada disamping saya dalam keadaan duka ataupun senang.
Saya berpikir bahwa kalau ia menganggap saya sebagai teman dekat, namun tak sedekat itu karena ia tidak pernah mengatakan kepada saya bahwa ia telah bersama yang lain.
Mungkin ya, sebagai seorang wanita saya membutuhkan sedikit penjelasan mengenai hubungannya dengan siapa ia menjalani hubungan. Alasannya mudah, kenapa saya ingin kejelasan dari dirinya, yaitu agar saya bisa memulai hidup baru tanpa memikirkannya.

Namun, apa yang terjadi, setelah berselang hampir 2 tahun setelah ia bersama pilihannya, ia pun mengakhiri hubungannya dengan pasangannya. Walau sebelum berakhir hubungan mereka saya pernah mengungkapkan perasaan saya kepadanya. Ia sempat berkata "kamu ingin saya menjadi pacar kamu?", pada saat itu yang saya pikirkan bukan untuk menjadi pacarnya namun hanya ingin dia tahu, bahwa saya ada disini untuknya. Saya menjawab pertanyaan ia dengan kalimat "tidak, saya tidak ingin menjadi pacarmu. Saya masih nyaman dengan hubungan kita sekarang. Karena, jujur saya belum siap untuk menjalin hubungan yg spesial dengan mu saat ini. Saya takut kehilangan diri mu sebagai teman ataupun sahabat."
Kala itu dia hanya menatap saya dan berkata "sudah lama sekali saya tidak mendengar isi hatimu yang sesungguhnya. Selamat datang kembali, sebagai seseorang yang mengatakan isi hatinya kepada saya. Saya hanya bisa bilang : ya beginilah jika menyukai saya. Terima kasih sudah bersama saya selama ini. Tapi, saya tidak akan megusir kamu dalam hidup saya, karena saya tidak bisa."

Setelah percakapan lama namun singkat itu, saya sejujurnya tidak mengerti apa maksud dari perkataannya. Karena saya terlalu takut mengambil kesimpulan. Dan selang beberapa bulan setelahnya ia mengakhiri hubungan dirinya dengan orang yang ia pilih saat itu. Dan apa yang terjadi pada saya selanjutnya adalah saya hanya tetap ada disampingnya dan menemani dia apapun keadaannya. Saya berperilaku sebagai temannya, atau sahabatnya yang kadang kala marah, karena ia sebegitunya terlihat tidak peduli kepada dirinya sendiri.

Sampai saat ini, yang saya pelajari adalah lebih baik mengutarakan apa yang dirasakan, bukan untuk menuntut bersama dirinya, namun agar jalan kerja otak saya lebih baik dan mengurangi penyesalan yang kadang menghampiri pikiran saya. Ya, berbagi rahasia perasaan kita itu terkadang membuat perasaan lebih ringan untuk diri sendiri, tapi terkadang akan membebani yang diceritakan. Ya, bukannya jahat, tapi lebih kepada melindungi diri sendiri.

Ya, beginilah saya terlalu banyak alasan untuk melindungi diri saya sendiri, namun banyak merasakan sakit hati. Alasannya mudah, karena selama ini yang saya lihat hanyalah dia. Tanpa bisa melihat perjuangan orang lain untuk diri saya.

Rabu, 25 Januari 2017

Malam berganti Pagi

Gelap dan dinginnya malam telah digantikan oleh terang dan hangatnya mentari pagi.

Malam telah menjadi saksi dimana dua manusia saling bercerita mengenai pahitnya hidup dan masalah yang menerpa kehidupannya masing-masing.

Kedua manusia ini bukanlah sepasang kekasih, melainkan teman yang sedang membutuhkan tempat untuk mencurahkan masalah pribadi mereka.

Kedua manusia ini mencoba mengupas masalah dari sudut pandang yang berbeda. Mungkin hanya untuk mengeluarkan pikiran yang penat dan ingin didengar, bukan berarti mereka tidak mengetahui jawaban dari masalah mereka. Namun, hanya untuk memastikan dan mendapatkan dukungan dari jawaban yang akan dipilih oleh keduanya.

Masalah mereka berbeda jauh, namun tak jauh dari masalah "PERASAAN". banyak yang bilang, perasaan tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan dan sesekali menjadi pemicu bagi jalan kerja otak seseorang.

Namun, karena keramahan malam masalah yang ditanggung oleh mereka dapat didiskusikan sesuai dengan keadaan mereka, hingga mentari mulai bersinar dan pagi datang membawa jawaban yang mungkin baik.


Jumat, 20 Januari 2017

Hati tak berkata

Disini dan disana.
Melihat dan tak melihat.
Hati berkata ya dan tidak.
Hati memilih pergi dan tinggal.
Namun,logika berkata tidak.
Namun,Hati tetap bimbang....
Jarak antara diriku dan dirimu,
seakan semu membohongi semua.

Apakah ini kebohongan atau kejujuran?
Namun dari semua itu tak ada pilihan dan hanya bisa menjalankan.
Sampai kapanpun hati tak dapat menjawab.
Mungkin hingga waktu terus berjalan dan tetap diam.


Sabtu, 14 Januari 2017

Peduli

Peduli...
sebuah kata yang sangat banyak makna dan mungkin sering disalahartikan oleh sebagian besar orang, termasuk saya.
terkadang saya berpikir dan merenung, sesungguhnya kepedulian yang saya rasakan, kepedulian yang diberikan oleh orang-orang disekeliling saya itu, Peduli sebagai akting atau benar-benar dalam artian "PEDULI".
terlalu banyak menerima rasa "PEDULI" tersebut memberikan dampak psikologis yang cukup mempengaruhi jalan pikiran saya terhadap sebagian orang. Terkadang saya takut untuk percaya, bahkan saya akan berakhir dengan memikirkan kepedulian itu, hingga akhirnya memutuskan untuk membiarkan saja kepedulian yang saya dapatkan. bukan karena tidak percaya dengan kepedulian itu, namun, terlalu takut tersakiti oleh kepedulian tersebut.

dalam perjalanan hidup saya tahun 2015 hingga 2016, banyak hal yang saya pelajari mengenai rangkaian makna atau perubahan kata dari "PEDULI". Peduli yang saya dapatkan dari sebuah hal yang manis, merasa memiliki pelindung atau saya yang beranggapan bahwa, saya dilindungi oleh kata "PEDULI" tersebut, hingga saya mempertanyakan apa sebenarnya arti "PEDULI" atau "KEPEDULIAN". akhirnya, semua yang saya rasakan baik hal manis yang terjadi di tahun 2015 atau sepanjang 2016, lalu dipertengahan tahun 2016, saya merasakan kepahitan yang diakibatkan oleh "PEDULI" atau "KEPEDULIAN". seketika itu saya jadi mempertanyakan sesungguhnya apa arti "PEDULI" dan "KEPEDULIAN"? karena,rasa itu terkesan menyakitkan untuk saya pada masa itu.

Saya pun bertanya kepada seseorang yang bisa dikatakan sebagai teman, teman dekat atau seseorang yang telah melewati batas pertemanan. saya mempertanyakan kepadanya apakah ia benar-benar "PEDULI" terhadap saya atau selama ini ia hanya berakting "PEDULI" kepada saya. dengan muka yang kaget, ia dengan spontan menjawab "ya, Peduli. benar-benar peduli". dengan tatapan penuh tanya ia pun menanyakan "kenapa tiba-tiba menanyakan mengenai kepedulian?", "karena, tiba-tiba saya takut dengan kata tersebut. saya sempat memikirkan apakah kamu benar-benar "PEDULI" atau hanya akting peduli kepada saya". dan pada akhirnya saya mempercayai bahwa ia benar-benar "PEDULI" terhadap saya.

mungkin alangkah baiknya saya mengecek KBBI mengenai arti kata "PEDULI",
pe·du·li v mengindahkan; memperhatikan; menghiraukan: mereka asyik memperkaya diri, mereka tidak -- orang lain yg menderita;
me·me·du·li·kan v mengindahkan; menghiraukan; memperhatikan; mencampuri (perkara orang dsb): orang tua itu suka ~ orang lain;
ke·pe·du·li·an n perihal sangat peduli; sikap mengindahkan (memprihatinkan);
~ sosial sikap mengindahkan (memprihatinkan) sesuatu yg terjadi dl masyarakat


akhirnya setelah saya membaca mengenai arti "PEDULI" tersebut, saya memutuskan lebih baik diterima saja rasa "PEDULI" tersebut, jika pada akhirnya menyakitkan dan membuat gemas perasaan. anggap saja kita pernah berbuat baik dengan menyisihkan waktu untuk menyimpan rasa "PEDULI" tersebut dan apabila rasa itu mulai membusuk di hati dan pikiran, lebih baik dibuang jauh-jauh perasaan "PEDULI" yang kamu dapatkan dan tetap mencoba menerima rasa "PEDULI" yang lain.


Jumat, 13 Januari 2017

Hi... 😃

Hi..
Halo...
Salam kenal...
Semoga kita bisa membuat memori yang dapat dikenang...
Semoga akan menjadi lembaran baru penuh dengan warna....
Semoga tidak sesaat saja....
Semoga,semoga,semoga...

Ya,semoga saja....