Selasa, 30 Mei 2017

Awal dari perjalanan

Awal april merupakan salah satu bagian terburuk yang terjadi lagi pada hidup saya. Saya kehilangan banyak hal yang saya perjuangkan dan saya sayangi. April tahun 2017 merupakan bulan yang menyedihkan dan menyiksa untuk saya, tahun 2017 saya berganti umur dengan kesedihan yang mendalam hingga saya lebih banyak bengong meratapi apa yang terjadi, namun juga membuat saya berjuang ikhlas atas apa yang terjadi. 

Awal bulan april 2017, merupakan bulan dimana saya merasakan kembali patah hati untuk seseorang yang saya anggap partner kerja terbaik saya, bahkan saya berpikir bahwa dia akan menjadi teman hidup saya di tempat kemarin saya berjuang. Namun, ternyata alam semesta berkata lain, kami dipisahkan oleh persoalan yang entah karena apa dan membuat saya enggan untu menghubungi orang tersebut. Kenangan yang kami buat selama hampir 5 tahun perjalanan pertemanan kami menjadi sesuatu yang hanya khayalan di mata saya, namun terasa nyata. Saya bilang semua itu adalah khayalan karena ada seorang yang juga ada di lingkungan kami, menanyakan kepadanya mengenai beberapa kelakuan dirinya terhadap saya dan kalian tahu, ia menyangkal itu semua dihadapan seseorang tersebut dan ia tidak membantah itu semua ketika seseorang itu membuka kisah kami di depan saya beserta teman saya lainya.

Bagaimana perasaan saya tidak campur aduk mengenai pengakuan yang diakui darinya yang disampaikan oleh orang lain mengenai kami, ia pernah mengatakan bahwa ia peduli terhadap saya dan peduli yang ia tujukan kepada saya adalah nyata, namun ketika dihadapan 9 orang kala awal april itu, yang saya ingat dia hanya diam dan mengangguk seakan mengiyakan apa yang dikatakan seseorang itu. Seketika itu juga perasaan saya remuk seperti dihantam oleh alat penghancur yang sangat luar biasa hingga perasaan saya itu menjadi bongkahan kosong dengan banyaknya debu di sana. Pagi setelah pertemuan kami di awal april itu, saya merekap ulang apa yang telah saya dan partner saya pernah alami bersama, bagaimana dan sejauh apa saya berjuang untuk "kami" dan tempat usaha kami, sebanyak apa dan sesabar apa, saya menemani ia berjalan bahkan ketika ia telah memilih pendamping hidupnya saat itu, saya melakukan itu semua tanpa memikirkan dampak terhadap perasaan saya, saya hanya ingin mendukungnya dan melihat ia berjalan menuju puncak kejayaan kehidupannya. Bohong, jika saya tidak pernah memikirkan untuk menjadi pendamping hidupnya hingga usia menutup kisah kami, namun saya tidak pernah mau merusak apa yang telah kami jalani, saya tidak pernah mau menanyakan akan kah hubungan kami akan serius sampai menjadi pasangan resmi dihadapan alam semesta ataupun hukum.

Selama 3 tahun ke belakang, saya sangat ikhlas mendampingi dirinya tanpa meminta lebih kepadanya, kami memiliki mimpi yang sama atau mungkin mimpi dia menjadi mimpi saya juga, tapi sesungguhnya mimpi ia juga keinginan saya. Bagaimana tidak bahwa mimpi kami sama untuk membuat bisnis property panggung teater bersama dengan segala macam mimpi dan keinginan yang menjadi bahan perbincangan kami, mencari cara bagaimana bisnis kami ini bisa berjalan dengan baik, bersama teman-teman kami yang lain. Masih banyak sekali janji diantara kami berdua yang mungkin hanya kami dan tuhan yang tau, terlalu banyak janji pahit dan manis yang terlontar diantara kami berdua, tapi saat ini dan seterusnya saya hanya ingin menyimpan sebagian janji saya kepada dirinya dan mudah-mudahan ia masih ingat dengan janjinya kepada saya. Tapi, yang saya inginkan untuk saat ini dan mungkin kedepannya, saya tidak ingin berhubungan baik dengannya, karena saya takut tergoda untuk mendukung ia kembali.

Alasan saya menulis ini semua karena, saya ingin mendukung seseorang yang baru saja hadir dalam hidup saya, saya tidak ingin dibebani oleh masa lalu kami yang mungkin menjadi masa depan kami yang telah dihancurkan sendiri oleh dia. Saya akan memenuhi janji saya kepadanya ketika saya sudah mampu menatapnya sebagai teman biasa saya, tanpa perasaan lebih untuknya. Maaf, saya akan berhenti menatap dan mendukung dia dalam hidup saya. Maaf, mungkin saya tidak dapat menuhi janji saya kepada dirimu itu, karena saat saya memposting tulisan ini, saya sudah siap untuk memberikan dukungan saya untuk seseorang yang baru datang di dalam hidup saya, seseorang yang telah merubah keabu-abuan yang nyaris hitam menjadi sedikit demi sedikit penuh warna kembali.

Untuk kamu yang telah saya temani selama 3 tahun ini, selamat tinggal untuk semua kenangan kita, saya mohon kepada mu untuk tidak meminta kembali dukungan yang pernah saya berikan dan kamu buang begitu saja dengan caramu, walau belum tentu kamu akan memintanya kembali karena saya ingat kalimat mu "saya akan baik-baik saja tanpa dirimu.", walau saya masih terbayang akan kehadiran mu saat ini, saya akan berjuang untuk melangkah maju untuk awal yang baru untuk diri saya. Terima kasih atas segala pelajaran yang telah kamu tulis dalam hidup saya.

Untuk kamu yang baru datang dalam hidup saya, selamat datang dalam hidup saya, kamu patut saya perjuangkan walau perbedaan kita sangat besar. Saya akan mendukung kamu dan saya akan berjalan disamping mu agar kamu bisa menggapai mimpi mu. Terima kasih karena telah datang disaat tergelap hidup saya saat ini, terima kasih sudah mengulurkan tangan mu untuk membantu saya bangkit. Saya akan belajar untuk berjalan bersama mu.

Terima kasih semesta karena telah memberikan pengganti partner saya.

Salam sejahtera untuk kalian semua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar