Sabtu, 04 Maret 2017

Mentari dan Angin

Mentari dan angin, itulah bagaimana aku memanggil mereka yang mungkin benar-benar selalu ada disamping ku. Mereka memiliki perbedaan yang sangat terlihat, baik dari segi fisik maupun pikiran.

Mentariku, begitulah aku mengumpamakan salah seorang itu jika ingin bercerita, mentariku selalu menghangatkan hari ku bahkan terkadang panas yang ia berikan terlalu berlebihan, hingga aku kegerahan.

Anginku, begitulah aku mengumpamakan salah seorang lainnya jika ingin bercerita, Anginku selalu datang disaat keadaan ku sedang membutuhkan seseorang, dengan hembusannya yang menyejukkan bahkan terkadang terlalu kencang hingga aku menggigil kedinginan.

Mentariku dan Anginku mereka mungkin bisa dikatakan manusia yang peduli dan sayang kepada ku apapun keadaan ku. Mereka selalu datang bergantian dalam hidup ku, jika mereka ada disaat yang bersamaan, mereka akan terdiam melihat ku, namun yang aku sadari Anginku selalu memberikan kesempatan kepada Mentariku untuk tetap bersama ku, walau mungkin dengan berat hati, karena sifat Anginku sangatlah tidak pasti, ia bisa pergi dan datang sesuka hatinya ke dalam hidupan ku. Sebaliknya, jika Mentariku tahu bahwa aku membutuhkan hembusan dari Anginku ia akan mengalah dan sedikit bersembunyi dan mungkin mengamati ku dari jauh.

Hingga saat ini, aku tidak pernah bisa memilih antara Mentariku atau Anginku, yang aku tahu adalah apapun keadaan mereka dan mereka membutuhkan ku untuk kembali, aku akan berada di samping mereka untuk memberikan dukungan yang sama, seperti mereka yang selalu memberikan dukungan kepada ku.

Mentariku, mungkin sampai kapanpun dirimu akan terlihat dimata ku, seperti matahari yang selalu menyinari bumi. Mungkin itulah mengapa aku memanggilmu,Mentariku.

Anginku,mungkin sampai kapanpun aku akan tetap bisa merasakan kehadiranmu. Seperti angin yang selalu berhembus di muka bumi. Mungkin itulah mengapa aku memanggilmu, Anginku.

Saat ini, entah bagaimana ceritanya, Mentari ku seakan bersembunyi dibalik awan, hingga aku kesana kemari mencarinya, mungkin saat ini aku akan membiarkannya berpikir, apakah dirinya sanggup tetap berada disampingku dan menerangi hari-hari ku.

Begitu juga dengan Anginku, saat ini ia sedang bepergian entah kemana sehingga akupun tidak dapat merasakan hembusan halusnya didalam hidupku. Mungkin sudah saatnya aku akan membiarkan Anginku berpikir apakah ia sanggup berada disampingku dan memberikan kesegaran di setiap hari ku.

Aku terkadang berpikir, aku ini makhluk yang paling egois, karena aku tidak pernah bisa memilih antara Mentariku ataupun Anginku. Aku terlalu takut untuk memilih, aku terlalu takut untuk kehilangan mereka, walau saat ini yang terasa padaku mereka akan meninggalkan aku untuk melanjutkan hidup mereka, jikalau seperti itu aku akan mengikhlaskan mereka mencari sesuatu yang baru untuk mereka perjuangkan, Mungkin aku akan terlihat hampa, namun aku berjanji kepada diriku sendiri, aku tidak boleh menyesali apapun yang akan mereka pilih, karena semua itu adalah kesalahanku. Maafkan keegoisan ku, maafkan ketidakpekaan ku, maafkan aku.

Berbahagialah kalian, dengan atau tanpa diriku. Selamat berjuang Mentariku dan Anginku. Aku akan selalu mendo'akan yang terbaik untuk kalian. Aku akan selalu disamping kalian jika kalian membutuhkan ku.

Terima kasih kesayanganku, Aku selalu menyayangi kalian berdua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar